Presiden AS Barack Obama mengingatkan bangsanya untuk kembali ke jati diri dan bersatu menghadapi guncangan perubahan yang begitu hebat.
Apa jati diri bangsa Amerika? Presiden Obama menyebutkan, antara lain, semangat kreatif dan inovatif yang sudah ditunjukkan dari waktu ke waktu. Namun, mengapa Presiden Obama merasa perlu mengingatkan jati diri bangsa Amerika itu dalam pidato kenegaraan yang disampaikan pada Selasa, 25 Januari lalu, di depan sidang Kongres dan disiarkan secara langsung oleh televisi?
Tampaknya Obama melihat kegamangan bangsa Amerika dalam menghadapi olengan arus perubahan begitu cepat yang telah mengubah dunia secara mendalam. Bangsa Amerika bahkan terkesan kehilangan kepercayaan diri ketika menghadapi krisis keuangan hebat sejak 2008. Dampak krisis itu luar biasa. Banyak perusahaan ambruk dan jutaan orang kehilangan pekerjaan.
Perekonomian AS kini mulai bangkit, tetapi masih tertekan oleh defisit anggaran 1,4 triliun dollar dan utang 14 triliun dollar. Tidak kalah beratnya kompetisi perekonomian global yang, antara lain, dipicu oleh pertumbuhan ekonomi China dan India yang melesat tinggi. Presiden Obama dalam pidato yang berlangsung 61 menit itu menyerukan, bangsa Amerika tidak boleh menyerah dalam menghadapi persaingan global itu.
Bagaimana caranya? Presiden Obama tidak hanya mengingatkan potensi besar bangsanya, tetapi sekaligus menyerukan tindakan cepat dan cekatan. Lebih jauh Obama menyerukan apa yang disebutnya ”Momentum Sputnik” dalam mempercepat penciptaan lapangan kerja. Momentum Sputnik menunjuk persaingan AS dengan Uni Soviet pada 1950-an. AS menggunakan momentum peluncuran satelit Sputnik milik Uni Soviet ke angkasa luar untuk memacu pendidikan dan teknologi angkasa luar.
Rupanya Obama ingin membangkitkan kembali semangat persaingan bangsa Amerika pada 1950-an itu. Secara langsung Obama menyebut faktor China dan India dalam pertarungan perekonomian global sekarang ini. Dalam menghadapi persaingan itu, Obama menyerukan agar bangsa AS menemukan kembali dirinya dan bersatu.
Khusus tentang politik luar negeri, Obama menegaskan rencana penarikan pasukan AS dari Afganistan mulai Juli 2011 dan penarikan total pasukan dari Irak akhir tahun ini. Terlepas soal politik luar negeri ataupun seruannya yang bersifat heroik kebangsaan, posisi politik Obama sendiri berada di bawah tekanan sejak Partai Republik memenangi pemilihan sela sekitar tiga bulan lalu.
Para pengamat cenderung menilai, Obama menggunakan pidato kenegaraan awal tahun itu sebagai upaya menarik dukungan dalam menghadapi pemilihan kembali menjadi presiden tahun depan. Pengaruh pidato tentu belum dapat diukur saat ini.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.